AJARAN CATUR PARAMITA TERHADAP POLA PENDIDIKAN KARAKTER DALAM LONTAR SIWA SASANA
Abstract
Penelitian ini focus pada kajian ajaran catur paramita dalam lontar siwa sasana. Metode penelitian ini berupa kualitatif yang membahas tentang ajaran catur paramita terhadap pola pendidikan karakter yang termuat dalam lontar siwa sasana. Penelitian ini yakni deskripsi ajaran catur paramita yang terkandung dalam lontar siwa sasana pada lembar 6b, Seorang siswa kerohanian dalam lontar siwa sasana hendaknya memahami ajaran catur paramita yang dimaksud yakni Catur Paramita itu adalah : Maitri yang berarti persahabatan atau sifat – sifat yang menghendaki suatu kehidupan yang rukun. Karuna yang berarti cinta kasih sayang, kepedulian kita terhadap orang lain. Mudita berarti sifat dan sikap yang simpati terhadap keberhasilan dan penderitaan orang lain. Dan Upeksa berarti suka mengampuni kesalahan orang lain dengan tenang sabar. Hal ini terkait dengan pola pendidikan yang termuat dalam lontar siswa sasana yakni pendidikan karakter disiplin.
References
Dibia I Made,1985. Modal Acara Agama Hindu, Singaraja : STKIP Agama Hindu
Diatmika, I Dewa Gede Ngurah, 2001. Pola Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu. Singaraja : STKIP
Donder, I Ketut. 2010. Teologi Kasih Semesta.Surabaya : Paramita.
Koentjaningrat, 1987. Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta : Angkasa Baru.
Kajeng, I Nyoman, 1997, Sarasamuccaya, Teks Sanskerta, Jawa Kuno, Surabaya : Paramita
Soekamto, 1977. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali
Pudja 1982, Siwa Sasana), Proyek pengadaan Kitab Suci Depertemen Agama Repubik Indonesia.
Tim Penyusun, 2003, Intisari Ajaran Agama Hindu, Surabaya : Paramita
Triguna, Yuda Ida Bagus, 2000, Teori Tentang Simbol, Denpasar : Widya Dharma
Wojowasito, S. 1977, Kamus Kawi – Indonesia, Malang : Pengarang
Wiana, Ketut, 2004, Mengapa Bali Disebut Bali, Surabaya : Paramita.
Wardana, 2005. Desa Pakraman Sejarah dan Persoalannya. Denpasar:Biro Hukum dan HAM Setda Propinsi Bali.