STRATEGI PERENCANAAN KAWASAN HILIR SUNGAI DAN PANTAI DI KOTA DENPASAR BERBASIS EKOWISATA

  • I Gusti Agung Putu Eryani Faculty of Technic, Warmadewa University, Terompong street, Denpasar-Bali, 80239, Indonesia
  • Putu Gede Suranata Faculty of Technic, Warmadewa University, Terompong street, Denpasar-Bali, 80239, Indonesia
  • I Kadek Merta Wijaya Faculty of Technic, Warmadewa University, Terompong street, Denpasar-Bali, 80239, Indonesia

Abstract

Perencanaan kawasan hilir sungai dan pantai adalah sebagian dari pengelolaan sumber daya air dan lingkungan. Ekowisata sebagai suatu bentuk wisata yang menekankan tanggung jawab terhadap kelestarian alam, dan meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat. Berdasarkan data BPS Provinsi Bali 2018, total jumlah penduduk Kota Denpasar 788.589 jiwa. Bertambahnya jumlah penduduk dibutuhkan kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang Kota Denpasar dengan mengembangkan ruang-ruang muka tepian air (waterfront) dalam bentuk kota tepian sungai (riverside city), yang terpadu dengan ruang terbuka hijau, mengkonservasi daerah aliran sungai dan konservasi daerah pantai yang produktif dan turistik sebagai usaha untuk memberi batas jelas antara kawasan konservasi dengan kawasan budidaya perkotaan. Tujuan kajian ini adalah menetapkan metode dalam perencanaan kawasan hilir sungai dan pantai di Kota Denpasar berbasis Ekowisata. Lokasi di kawasan hilir Sungai Ayung dan kawasan Pantai Padanggalak. Analisis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Responden yang diambil adalah tim pengelola Pura Windu Segara, wisatawan, serta komunitas peduli hilir Sungai Ayung. Data yang dikumpulkan adalah topografi, bathimetri hilir sungai dan pantai, data gelombang, pasang surut, potensi air dan kondisi lingkungan. Perencanaan ekowisata bahari di hilir sungai Ayung dan pantai Padanggalak sampai saat ini belum berkembang secara optimal karena tidak didukung oleh aksesibilitas dan jaringan penataan sungai dan pantai yang baik. Strategi perencanaan dalam penataan kawasan berbasis ekowisata dapat dilaksanakan dengan tahapan : pertama kawasan yang dikembangkan sebagai daerah pariwisata disesuaikan dengan fungsi dan daya dukung masing-masing ruang/zone. Normalisasi kawasan hilir sungai, pengerukan sedimen di mulut muara sungai. Send by passing dan pembersihan sampah plastik di daerah pantai, terbentuknya bank sampah dengan melibatkan komunitas masyarakat peduli hilir sungai, menekan alih fungsi lahan pertanian di kawasan hilir sungai dan membangun pengaman pantai dari bahan yang ramah lingkungan. Penataan kawasan hilir sungai dan pantai sebagai daerah pariwisata yang berwawasan lingkungan, hendaknya melibatkan masyarakat, pemandu wisata dan agen perjalanan. Keywords: ekowisata, pantai, hilir sungai

References

PPLH (Centre for Environment Penenelitian) Udayana, 2009. Strategic Plan for watershed management Patanu, In Gianyar.

Ross,D.A. 1995. Introduction to Oceanography. New York. Harper Collins College.

Effendi, H.2003. Assessing Water Quality For Management of Water Resources and Environment. Publisher Canisius. Yogyakarta.

DPU (Department of Public Works), 2012. Water Resources Management Plan. Penida Bali River Basin.

Taty, and Satmoko. 2007. Alternative water treatment technology to meet water needs in a residential area fishermen, Journal of Technology BPPT environment. Accessed on May 3, 2013.

Kamal, E., and Suardi M.L. 2004. Potential Estuary West Pasaman, West Sumatra. Mangrove and Coastal Journal Vol. IV No. 3/2004. Center for Mangrove and Coastal Zone Bung Hatta University in Padang.

Triatmodjo, B.1999. Coastal Engineering. Faculty of Engineering. Gadjah Mada University.Yogyakarta.

Sunaryo, M., and Walujo, T., 2004. Water resource management concepts and peneapannya. Malang.

Eryani, IGAP2012.Changes inland useandmanagement ofwater resourcesinthe WatershedBadung, JournalPaduraksa. Volume1Number1.2012. TheCivil Engineering

[BPDAS] Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Pemali Jratun. 2009. Keadaan Umum Wilayah BPDAS Pemali Jratun. [internet]. [diunduh 2018 Mei 28]. Tersedia pada: www.bpdas-pemalijratun.net.

[Depbudpar] Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia No.10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan. [internet]. [diunduh 2012 Jan 11]. Tersedia pada: www.budpar.go.id.

Diposaptono S. 2007. Karakteristik Laut Pada Kota Pantai. [internet]. [diunduh 2012 Mei 4]. Tersedia pada: sim.nilim.go.jp/GE/SEMI2/Proceedings/ Makalah%2013.doc.

Gold SM. 1980. Recreation Planning and Design. New York (US): McGraw-Hill Book Company.

Gunn CA. 1994. Tourim Planning: Basics, Concept, Cases. Washington (US): Taylor and Francis

Monintja, Myint TZ, Bergen DG. 2002. Policy analysis of coastal ecotourism development on Muara Angke mangrove ecosystem, Jakarta Bay, Indonesia. J Pesisir Lautan. 4(2):10.

Neufert E. 2002. Data Arsitek. Tjahjadi S, Chaidir F, penerjemah; Hardani W, editor. Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari: Bauentwurfslehre.

Nurisyah S. 2000. Rencana pengembangan fisik kawasan wisata bahari di wilayah pesisir Indonesia. Bul Taman Lanskap Indonesia. 3(2):49-54.

Prasetio I. 2006. Pengembangan Obyek Wisata Pantai Alam Indah di Kota Tegal. [Skripsi]. Purwokerto (ID): Universitas Wijayakusuma Purwokerto.

Roslita. 2001. Perencanaan Lanskap Wisata Di Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat Provinsi Jambi Menggunakan Sistem Informasi Geografis. [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Waryono T. 2000. Reklamasi Pantai Ditinjau Dari Segi Ekologi Lansekap dan Restorasi. [internet]. [diunduh 2011 Jun 17]. Tersedia pada: http://staff.blog.ui.ac.id/tarsoen.waryono/files/2009/12/5-reklamasi-pantai.pdf.

Published
2019-12-26
Section
Articles
Abstract viewed = 737 times
PDF (Bahasa Indonesia) downloaded = 688 times