Pemberdayaan Kader dan Dasawisma Dalam Pencegahan Kasus Demam Berdarah Dengue di Banjar Menak, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali
Abstract
Banjar Menak terletak di Kabupaten Gianyar dengan permasalahan kesehatan berupa peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang merupakan no.1 dari 10 besar penyakit pasien rawat inap di RS dengan angka insiden tahun 2015 adalah sebesar 442,3 per 100.000 penduduk. Selama ini pemberdayaan masyarakat untuk melakukan surveilans jentik dan PSN mandiri belum pernah digalakkan, karena itu kami melakukan pemberdayaan kepada kader dan dasawisma untuk melaksanakan program tersebut. Metode yang digunakan adalah metode pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mitra tentang DBD, surveilans jentik, dan PSN. Kegiatan dilakukan oleh 3 orang kader dan 3 orang dasawisma. Hasil pretest tingkat pengetahuan mitra sebesar 71,7% dan post-test 88%. Hasil analisis FGD didapatkan gambaran bahwa mitra belum memiliki pemahaman yang benar tentang DBD, surveilans jentik dan PSN. Dari hasil observasi dan penilaian mingguan didapatkan penurunan nilai trend Container Indeks (CI) pada keenam mitra dengan hasil: mitra 1 dari 9,1 minggu I menjadi 1,8 pada minggu IV; mitra 2 dari 10,9 menjadi 1,8; mitra 3 dari 14,6 menjadi 0; mitra 4 dari 10,9 menjadi 3,6; mitra 5 dari 49,1 menjadi 3,6; mitra 6 dari 20,2 menjadi 1,8. Secara umum, nilai CI dan Density Figure (DF) semua KK binaan mitra sudah mengalami penurunan. Kegiatan PkM ini dinilai sudah berhasil sesuai luaran indikator. Hal ini mengindikasikan sudah berjalan baiknya KIE PSN yang. Saran yang dapat disampaikan adalah agar kedua kelompok mitra dapat menjadi ujung tombak penanggulangan kasus DBD di Banjar Menak pada khususnya dengan memberdayakan masyarakat untuk melakukan surveilans jentik mandiri dan PSN yang benar. Kata Kunci: Demam Berdarah Dengue, surveilans, Container Indeks, Density Figure Located in Gianyar Regency, Banjar Menak was experiencing in dengue cases. Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is one of the top ten most frequent inpatient disease in Gianyar, with incidence of 442,3 in 100.000 people (2015). The mosquito larva surveillance and mosquito nest eradication had not been wellimplemented in the area, there for, we conducted a comunity involvement program with the aim to increase the knowledge and the skill of the resident on dengue and its eradication measures. The method of the program was cadre trainning on knowledge of dengue, mosquito larvae surveillance, and mosquito net eradication program. (known as PSN). This trainning was participated by three cadre and three dasawisma of Banjar Menak. The pre-test on the knowledge of the participantis was 71,7% while the post-test was 88%. The participants were not well euiped with understanding on dengue, larvae surveillance, and PSN as it shown on FGD analysis. The weekly post program observation showed a decreasing trend on Container Index (CI) for all the participants’s surveillance area. The CI of week 1 and 4 for each participantss were 9,1 to 1,8; 10,9 to 1,8; 14,6 to 0; 10,9 to 3,6; 49,1 to 3,6; and 20,2 to 1,8. In general, the CI and Density Figure (DF) in Banjar Menak has decreased.The program has achieved its external indicator and deemed as success. The trained cadre and dasawisma is expecting to be the front runner for the community involvement in dengue eradication program in Banjar Menak. Key words: Dengue Haemorrhagic Fever, surveillance, Container Index, Density FigureReferences
Badan Pusat Statistik Kabupaten Gianyar. Data Kependudukan Kabupaten Gianyar. BPS Gianyar. Gianyar; 2010.
Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia, Jakarta; 2014
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). 2015. Profil Kesehatan Indonesia 2014. Kementrian kesehatan RI. Jakarta.
Candra, A.Demam Berdarah Dengue: Epidemiologi, Patogenesis, dan Faktor Risiko Penularan Dengue Hemorrhagic Fever. Demam Berdarah Dengue: Epidemiologi, Patogenesis, dan Faktor Risiko Penularan.2010; 2(2), pp.110–119.
Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan penyehatan Lingkungan. Surveilans Epidemiologi Penyakit (PEP). Edisi I. Depkes RI. Jakarta. 2003.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). 2011. Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue. Jakarta. Available from:
Malavige, G.N., 2004. Dengue viral infections. Postgraduate Medical Journal, 80(948), pp.588–601.
World Health Organization (WHO). 2011. Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue Haemorrhagic Fever. Searo Technical Publication. New Delhi.
World Health Organization (WHO). 2012. Global Strategy for Dengue Prevention and Control. WHO. WHO Press. Geneva.
Meilianingsih, Lia. Dkk. Pemberdayaan Keluarga dalam Upaya Pencegahan Demam Berdarah Dengue melalui Pendidikan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Cibeureum. 2012.
Mubarokah, Risqi. Upaya Peningkatan Angka Bebas Jentik Demam Berdarah Dengue melalui Penggerakkan Jumantik di RW 1 Kelurahan Danyang Kabupaten Purwodadi,Kabupaten Grobogan.Vol.34.2013.
Rosidi,Rachman dkk..Hubungan Faktor Penggerakan pemberantasan Sarang Nyamuk Demam berdarah Dengue dengan Angka Bebas jentik di Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Dalam Jurnal epidemiologi ipi34607.2013