Pengaruh Desentralisasi Fiskal, Pengangguran, Kemiskinan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kalimantan Barat : Perspektif Ekonomi Islam
Abstract
The Human Development Index (HDI) is a main factor in determining achievement to help build the quality and welfare of human life in the sense of improving the welfare of the people. Quality human resources are the main capital that is the most basic for the development of a nation. West Kalimantan's HDI is currently ranked as low as 30th. More special review and attention is needed to analyze this. Several factors such as fiscal decentralization, poverty and unemployment can influence human development in West Kalimantan. The aim of this research is to examine and analyze the influence of fiscal decentralization, poverty and unemployment on HDI in West Kalimantan Province. The analysis will also be completed from an Islamic economic perspective in the context of human development. The research method is quantitative using secondary data. The data is then processed using eviews software. The research model was obtained after going through model testing and classical assumption testing. It is hoped that this research can provide another side of the policy approach to increasing HDI from an Islamic economic perspective.
References
Abdurrohman, A. (2018). Metodologi Al-Thabari Dalam Tafsir. Kordinat, 17. Al-Ghozali. (2011). Statistik deskriptif, Uji asumsi klasik.
Anto, M. H. (2009). Introducing an Islamic Human Development Index (I-HDI) to Measure Development in OIC Countries MB. Islamic Economic Studies, 19(No.2), 147.
Ashur, I. (1870). Teori Maqasid Syariah Perspektif Ibnu Ashur. Notes and Queries, s4-VI(133), 61–62. https://doi.org/10.1093/nq/s4-VI.133.61-d
Badan Pusat Statistik. (2023). Pengertian IPM. Badan Pusat Statistik. https://www.bps.go.id/publication/2021/04/30/8e777ce2d7570ced44197a37/i ndeks-pembangunan-manusia-2020.html#:~:text=Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan,capaian pembangunan kualitas hidup manusia.
Badan Pusat Statistik. (2023). Pengertian Kemiskinan. Badan Pusat Statistik. https://www.bps.go.id/subject/23/kemiskinan-dan-ketimpangan.html
Badan Pusat Statistik. (2023). Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Badan Pusat Statistik.https://www.bps.go.id/subject/6/tenaga-kerja.html#:~:text=TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) adalah,kurang dari 35 jam seminggu).
BAPPEDA Provinsi Kalbar. (2004). Kemiskinan di Kalimantan Barat. BAPPEDA Provinsi Kalbar. (2012). Kemiskinan di Kalimantan Barat.
Candrawati, M., Asmara, K., & Hendarti, I. M. (2020). Dampak Tingkat Kemiskinan, Tingkat Pengangguran dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Sumatera Barat. 3(2), 46–61.
Ghozali, I. (2014). Aplikasi Analisis Multivariate. Zifatama.
Hauzan, A., Yulmardi, Y., & Hardiani, H. (2021). Pengaruh pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan pengeluaran pemerintah, pengangguran dan pendapatan asli daerah terhadap indeks pembangunan manusia di Provinsi Jambi. E-Jurnal Perspektif Ekonomi Dan Pembangunan Daerah, 10(3), 211–222. https://doi.org/10.22437/pdpd.v10i3.16496
Huda, N., Suprayogi, A., Aji, H., Andriyati, R., Aliyadin, A., Arbani, D. M., Utami, R., & Harmoto, T. (2012). Keuangan Publik Islami Pendekatan Teoritis dan Sejarah. Kencana Perdana Media Group.
Indeks Pembangunan Manusia menurut Kabupaten/Kota Kalimantan Barat. (n.d.). Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat. https://kalbar.bps.go.id/indicator/26/30/1/ipm-menurut-kabupaten-kota.html
Kemiskinan Menurut Kab/Kota Kalbar. (n.d.). Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat. https://kalbar.bps.go.id/indicator/23/40/1/kemiskinan-menurut-kab- kota.html
Kuncoro, M. (2004). Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan, Strategi, dan Peluang [Regional Autonomy and Development: Reformation, Planning, Strategy, and Opportunity]. Erlangga.
Kuncoro, M. P. (2013). Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis? Erlangga.
Mankiw, N. G. (2003). Teori Makroekonomi edisi kelima. Erlangga.
Martono, N. (2015). Analisis Ekonometrika dan Statistika Dengan EVIEWS. Upp StIM YKpN.
Mashrom, M. Z., Abdullah, M. S. Y., & Gade, S. (2018). Buku-Al- Madinah Al- Munawwarah full.pdf. Universitas Kebanggan Malaysia.
Meydiasari, D. A., & Soejoto, A. (2017). Analisis Pengaruh Distribusi Pendapatan, Tingkat Pengangguran, dan Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan terhadap IPM di Indonesia. Jurnal Pendidikan Ekonomi, 01(02), 47–54.
Murtadho, A. (2008). Solusi Problem Pengangguran Dalam Perspektif Ekonomi Islam. 180–181.
Napitupilih, A. S. (2007). Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia terhadap Penurunan Jumlah Penduduk Miskin di Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara, Fakultas Ekonomi.
Ningrum, J. W., Khairunnisa, A. H., & Huda, N. (2020). Pengaruh Kemiskinan , Tingkat Pengangguran , Pertumbuhan Ekonomi dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ) di Indonesia Tahun 2014- 2018 dalam Perspektif Islam. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(02), 212–222.
Noor, I. (2018). Pengaruh Upah Minimum Regional, Tingkat Pengangguran dan Produk Domestik Regional Bruto Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2015 Dari Perspektif Ekonomi Syariah. 88.
Notoatmodjo, S. (2009). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Gramedia. Prastyo, A. A. (2010). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan. Undip Press.
Qardhawi, Y. (1995). Kiat Islam mengentaskan Kemiskinan. PT Mizan Pustaka. Smith, P. A. C., & Sharicz, C. (2011). The Shift Needed For Sustainability. 18(1),
–86. https://doi.org/10.1108/09696471111096019 Sukirno, S. (2006). Pengantar Ekonomi Makro. LP FE-UI.
Sumodiningrat, A. (2009). No TitleJPS dan Pemberdayaan. Gramedia.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Kab/Kota Kalbar. (n.d.). Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat. https://kalbar.bps.go.id/indicator/6/51/1/tingkat-pengangguran-terbuka-tpt- menurut-kab-kota.html
Todaro, & Smith. (2012). Economic Development. Pearson.
Zulham, T., Seftarita, C., & Muliza. (2017). Analisis Pengaruh Belanja Pendidikan, Belanja Kesehatan, Tingkat Kemiskinan dan PDRB terhadap IPM di Provinsi Aceh. Jurnal Perspektif Ekonomi Darussalam, 3(1), 51–69.