Redesain Pusat Konservasi Dan Edukasi Penyu Di Desa Serangan, Bali
Bahasa Indonesia
Abstrak
Desa Serangan terletak di Kecamatan Denpasar Selatan, desa Serangan termasuk salah satu wilayah yang memiliki potensi sumber daya kelautan. Penyu adalah satwa yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, jika dikembangbiakan. Manfaat tersebut mencakup aspek peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui sektor perikanan, menjaga keseimbangan mata rantai ekosistem, ilmu pengetahuan, pengembangan wisata edukasi. Pusat Konservasi Dan Edukasi Penyu merupakan suatu upaya untuk masyarakat pesisir pantai di Desa Serangan sebagai media edukasi terhadap peran masyarakat dalam menjaga dan melindungi ekosistem habitat penyu di Desa Serangan. Konservasi dan Edukasi Penyu ini dibentuk untuk menyelamatkan penyu dari pembantaian, perdagangan maupun konsumsi masyarakat lokal terkait kendala dan strategi adaptasi pada musim yang berbeda. Pada pusat konservasi dan edukasi penyu terdapat beberapa permasalahan yaitu: sistem zonasi, perletakan ruang, sirkulasinya, bangunan yang telah usang, dan material bangunan yang kurang layak sehingga perlu di redesain agar memenuhi kebutuhan pengunjung. Redesain ini menerapkan konsep Nature In Space yang diartikan alam dalam ruang dengan Tema Arsitektur Biophilic agar pengunjung yang datang dapat mereduksi stress dan merasa nyaman berada pada fasilitas ini.
Referensi
Charuchinda, M., Sakamoto, W., Monanunsap, S., & Arai, N. (2002). Satellite tracking for loggerhead turtles, Caretta caretta: note on navigational ability in the ocean. Proceedings of the 3rd Workshop on SEASTAR2000, 59, 62.
Dermawan, A., Nuitja, I. N. S., Soedharma, D., Halim, M. H., Kusrini, M. D., Lubis, S. B., Alhanif, R., Khazali, M., Murdiah, M., & Wahjuhardini, P. L. (2009a). Pedoman teknis pengelolaan konservasi penyu. Direktorat Konservasi Dan Taman Nasional Laut, Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil, Departemen Kelautan Dan Perikanan. Jakarta. 123hlm.
Dermawan, A., Nuitja, I. N. S., Soedharma, D., Halim, M. H., Kusrini, M. D., Lubis, S. B., Alhanif, R., Khazali, M., Murdiah, M., & Wahjuhardini, P. L. (2009b). Pedoman teknis pengelolaan konservasi penyu. Direktorat Konservasi Dan Taman Nasional Laut, Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil, Departemen Kelautan Dan Perikanan. Jakarta. 123hlm.
Echols, J. M., & Shadily, H. (1975a). Kamus inggris indonesia.
Echols, J. M., & Shadily, H. (1975b). Kamus inggris indonesia.
Frick, H. 2007. (n.d.). FX; Bambang Suskiyanto. 2007. Dasar-Dasar Arsitektur Ekologis: Konsep Pembangunan Berkelanjutan Dan Ramah Lingkungan.
Hadi, M. (2009). KONSERVASI SUMBERDAYA ALAM DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN.
Helmi, H. (2008). REDESAIN KAWASAN PENDARATAN IKAN DI REMBANG. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Ingels, B. (2009). Yes Is More: An Archicomic on Architectural Evolution, Bjarke Ingels Group. Evergreen. Taschen, UK.
Karsanifan, A. (2015). Perancangan eduwisata mangrove di Pantai Cengkrong Kabupaten Trenggalek. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Kellert, S. R. (2012). Building for life: Designing and understanding the human-nature connection. Island press.
Moeliono, A. M. (1996). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.
Neufert, E. (1998). Data Arsitek Jl. 33. Erlangga.
TIES, T. I. (2015). TIES Announces Ecotourism Principles Revision. TIES.
Williams, D. E. (2007). Sustainable design: ecology, architecture, and planning. John Wiley & Sons.
Perda Kota Denpasar no. 5 tahun 2019 tentang perubahan atas peraturan daerah nomor 5 tahun 2015 tentang bangunan Gedung.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-sa4.footer## The copyright will be filled by the author if the manuscript has been received and ready to be published and the author will get a letter of acceptance and evaluation of the manuscript from the reviewer as proof of the manuscript has passed the peer-reviewer