Memperbaharui Kawasan Heritage Gajah Mada dengan Pengadaan Industri Kreatif Berkonsep Adaptive Reuse

Bahasa Indonesia

  • Chindy Dewi Program Studi Arsitektur, Universitas Warmadewa
  • Ida Bagus Gede Parama Putra Program Studi Arsitektur, Universitas Warmadewa
  • Ni Wayan Nurwarsih Program Studi Arsitektur, Universitas Warmadewa
Kata Kunci: heritage, gajah mada, adaptive reuse, industri kreatif

Abstrak

Kawasan Gajah Mada sudah menjadi Pusaka Budaya (cultural heritage) yang berarti seluruh unsur budaya yang sudah berumur minimal 50 tahun; identik dengan nilai religius, estetik, dan historis; mewakili style, gaya hidup, waktu, daerah, dan mindset. Kota berwawasan budaya memposisikan kebudayaan menjadi 3 fungsi utama yaitu sebagai potensi dasar, pendekatan, dan orientasi bangunan. Kawasan heritage berpotensi tinggi untuk menunjang kreatifitas masyarakat karna berpedoman dengan nilai sejarah kebudayaan Bali. Jadi nantinya perkembangan yang terjadi masih diimbangi dan disaring sehingga tercipta balancing antara kemajuan zaman dan sejarah kebudayaan Bali. Seiring perjalanan waktu banyak pengelola rumah toko yang tidak siap menerima perubahan zaman sehingga mengakibatkan minat masyarakat untuk datang berkurang. Menurunnya produktifitas pada kawasan Gajah Mada membuat terjadinya penurunan kualitas kawasan, seperti kepemilikan toko tidak jelas karna mulai ditinggalkan, terjadi perubahan pada fasad dan ruang dalam sesuai selera pengelola, menimbulkan kesan kumuh, penataan pedestrian disepanjang jalan membuat elevasi rumah toko menjadi sangat rendah dari trotoar, minimnya lahan parkir yang tersedia karna banyak bermunculan permukiman di belakang rumah toko. Hal tersebut juga membuat minat pengunjung untuk berkunjung semakin minim. Persaingan bangunan fungsional dari segi kenyamanan juga sudah mulai berkembang, banyak bermunculan swalayan, supermarket yang lebih menarik untuk dikunjungi. Jika limit waktu tidak diantisipasi dengan tepat berfokus pada tindakan alternatif atau solusi untuk meningkatnya produktifitas, kawasan Heritage Gajah Mada berpotensi menjadi kawasan heritage yang mati.

Untuk mencegah tertinggalnya kawasan ini perlu diadakannya penataan dan perancangan kembali Kawasan Heritage Gajah Mada menjadi industri kreatif di Kota Denpasar. Kawasan yang mulanya berfokus pada kegiatan berdagang secara offline kini akan dikembangkan menjangkau beberapa sektor. Sektor yang berpotensi dikawasan ini adalah sektor fashion, kuliner, musik, workshop, dan entartain. Lima sektor tersebut diangkat karna originalitas items yang didagangkan sejak etnis cina datang hingga sekarang masih memiliki daya tarik yang tinggi, namun belum terfasilitasi dengan baik.

Referensi

Purnomo, R. A., 2016. M.Si. In: Ekonomi Kreatif Pilar Pembangunan Indonesia. s.l.:www.nulisbuku.com, p. 9.

Ching, F. D., 2008. In: L. Simarmata, ed. Arsitektur: Bentuk, Ruang, dan Tatanan. III ed. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Diterbitkan
2023-12-29
Abstrak viewed = 54 times
PDF downloaded = 66 times