Perencanaan dan Perancangan Fasilitas Wisata Pertanian di Denpasar-Bali

  • I Made Handi Narayana Dita Handi
  • I Kadek Merta Wijaya Program Studi Arsitektur, Universitas Warmadewa
  • I Nyoman Warnata Program Studi Arsitektur, Universitas Warmadewa
Kata Kunci: Wisata Pertanian, nadi kehidupan, lingkungan, tradisi dan budaya.

Abstrak

Perancangan fasilitas penunjang wisata pertanian di Denpasar-Bali bertujuan untuk mengembalikan nilai historis yang dimiliki sebagai daerah agraris yang menjadikan pertanian sebagai nadi kehidupan yang meliputi aspek ekonomis, sosiologis, dan budaya masyarakat bali sebagai petani serta memperhatikan peran pertanian sebagai multifungsi yang sangat kompleks dengan ekosistem pedesaan di Bali. Perancangan ini juga sebagai upaya konservasi pelestarian lahan pertanian atau subak di Bali dan sebagai pengenalan obyek wisata baru di Denpasar yang cenderung mengarah ke wisata urban. Sangat disayangkan Bali sebagai daerah agraris, tapi sawah kian habis dengan perkembangan pariwisata dan pengaruh pemenuhan fungsi kota yang tingkat konsumsi nasi masih tinggi sehingga menimbulkan solusi impor beras dilakukan oleh pemerintah. Melalui pendekatan arsitektur pariwisata sebagai upaya dalam mengembangkan pertanian kepada publik, pendekatan teknologi dan lingkungan dalam pengembangan pertanian modern, serta pendekatan tradisi dan budaya yang memiliki nilai magis yang tinggi dan secara turun temurun sudah dilakukan di Bali.

Referensi

Arif, S.S.(1998). Keberlanjutan Sistem Irigasi dalam Pembangunan Jangka Panjang Kedua (Studi Kasus di Jawa dan Bali), P3PK-UGM, Yogya.

Badan Pusat Statistik, (2014) .Denpasar Dalam Angka 2014. Pemerintah Kota, Denpasar.

Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Denpasar Barat, (2014). Data Subak Kecamatan Denpasar Barat. Denpasar. Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Denpasar Selatan, 2014. Data Subak Kecamatan Denpasar Selatan. Denpasar.

Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Denpasar Timur, (2014). Data Subak Kecamatan Denpasar Timur. Denpasar.

Betrianis. (1996). Kajian Strategi Pembangunan Kawasan Agrowisata di Kantor Sukabumi. Bogor: Program Pasca Sarjana Institut Pertanian.

Ching, F. D. (2008). Arsitektur Bentuk, Ruang, dan Tatanan. Jakarta: Erlangga.

Deasy. (1994). Konsep Pengembangan Agrowisata. Yogyakarta: UMY

Geertz, C. (1983). Involusi Pertanian: Suatu Proses Perubahan Ekologi di Indonesia.. Jakarta : Bhratara Aksara.

Geertz, C. (1989). Penjaja dan Raja. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Geertz, C.(l972). The wet and the dry traditional irrigation in Bali and Marocco, dalam Human Ecology, New York : Plenum Publishing Corporation..

Huppert, W and H.H. Walker. (1989). Management of irrigation systems : guiding principles, GTZ, Eschborn.

Nasoetion L, J Winoto. (1996). Masalah Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Dampaknya Terhadap Keberlangsungan Swasembada Pangan. Prosiding Seminar Persaingan dalam Pemanfaatan Sumberdaya Lahan dan Air.Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.

Neufert, E. (1996). Data Arsitek Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Neufert, E. (2002). Data Arsitek Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Pinterest. (2022). Dikutip Januari, 2022, dari https://id.pinterest.com/

Pitana, I Gde. (2002). “Pengembangan Ekowisata di Baliâ€. Makalah Disampaikan pada Seminar Ekowisata di Auditorium Universitas Udayana pada tanggal 29 Juni 2002.

Pusposutardjo, S. dan W. Wardana. (1997). Evaluasi hasil, akibat dan dampak pelaksanaan pengembangan irigasi desa : studi kasus Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta : Agritech.

Pusposutardjo, S. (l997). Hampiran Sosiologi Teknik (Engineering Sociology) sebagai Pilihan dalam Pembangunan Pengairan, Bahan Penataran Diklat Pengairan, DPU Wilayah Bandung. Bandung

Pusposutardjo,S.(2001). Pengembangan irigasi,usaha tani berkelanjutan,dan gerakan hemat air, Ditjen.Dikti.Jakarta.

Redfield, R. (1989). The Little Community and Peasant Society and Culture. Chicago : University of Chicago Press.

Sastrayuda, Gumelar S. (2010). Konsep Pengembangan Kawasan Agrowisata. Hand Out Mata Kuliah Concept Resort And Leisure, Strategi Pengembangan Dan Pengelolaan Resort And Leisure

Steward, J.H. (1955). Theory of Culture Change: The Methodology of Multi-Linear Evolution. Urbana : University of Illinois Press.

Sudira,P.(l999). Pemodelan dan simulasi (diktat), FTP-UGM,Yogyakarta.

Sumarta, K. (1992). Subak. Inspirasi Manajemen Pembangunan Pertanian. Denpasar : Cita Budaya Denpasar.

Sutawan, N. (1986). Struktur dan Fungsi Subak. Makalah Seminar Peranan Berbagai Program Pembangunan dalam Melestarikan Subak. Bali : Universitas Udayana, Bali.

Sutawan, N. (2005). Subak Menghadapi Tantangan Globalisasi. Dalam Pitana dan Setiawan AP. editor. Revitalisasi Subak dalam Memasuki Era Globalisasi. Yogyakarta: Andi.

Sutawan, Nyoman. (2008) Organisasi Dan Manajemen Subak Di Bali. Denpasar : Pustaka Bali Post.

Tarigan,Robinson.(2006). Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta:Bumi Aksara

Tirtawinata. Moh Reza dan Lisdiana Fachruddin. (1996). Daya Tarik dan Pengelolaan Agrowisata. Jakarta: Penebar Swadaya.

Windia, W.(2006).Transformasi Sistem Irigasi Subak yang Berlandaskan Tri Hita Karana. Denpasar :Pustaka Bali Post.

Wood, M. E. (2002). Ecotourism: Principles, Practices and Policies for Sustainability. UNEP.

Yeang, K. (1996). The Skyscraper Bioclimatically Considered : A Design Primer. London: Academy Group, Ltd.

Diterbitkan
2022-08-01
Bagian
Articles
Abstrak viewed = 470 times
PDF downloaded = 448 times