Pusat Kesenian Di Desa Bungaya, Karangasem dengan Pendekatan Eco-Cultural

  • Ida Bagus Yoga Artha Wiguna Wiguna
  • Ni Putu Ratih Pradnyaswari Anasta Putri Universitas Warmadewa
  • I Wayan Widanan Universitas Warmadewa
Kata Kunci: Potensi wisata; Meningkatkan; Mempertahankan; Kesenian; Eco-cultural

Abstrak

Desa Bungaya, merupakan salah satu dari desa wisata budaya dikarenakan desa tersebut memiliki keunikan, kekhasan tersendiri dan memiliki tujuh potensi wisata, salah satunya peninggalan sejarah, aktivitas adat yang khas dan alamnya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, sebagian besar dari Kawasan Desa Bungaya kini tidak tersentuh pembangunan yang mana hal ini terjadi salah satunya karena kurangnya atraksi yang di khususkan untuk wisatawan seperti tari-tarian, menganyam dan hal yang berkaitan dengan aktifitas kebudayaan yang cenderung jarang dilaksanakan dan hanya dilakukan pada upacara di bulan-bulan tertentu dan tidak didukung dengan fasilitas yang sifatnya komersil. Dari adanya hal tersebut, mengakibatkan adanya penurunan fungsi sebagai Kawasan desa wisata budaya  yang akan berdampak pada penurunan jumlah wisatawan dan menimbulkan hilangnya eksistensi dibandingkan desa wisata budaya lainnya seperti desa Tenganan. Maka dari hal tersebut perlunya dibangun suatu objek yang dapat mempertahankan dan meningkatkan kawasan ini dengan cara mendirikan suatu Pusat Kesenian Dengan Pendekatan Eco-Cultural ini timbul dari adanya potensi alam yang dimiliki Desa Bungaya dan keberagaman seni dan budaya yang menjadi identitas lokal dan telah diwarisi secara turun temurun. Dengan menggunakan tema arsitektur kontekstual dapat menghadirkan bangunan yang mampu memperhatikan kondisi sekitarnya sehingga keberadaannya dapat serasi dan menyatu, sehingga dengan demikian potensi dalam lingkungan tersebut tidak terabaikan.

Referensi

Anggreni, N. L. J. (2014). REVITALIZATION OF BUNGAYA VILLAGE AS CULTURAL VILLAGE TOUR IN KARANGASEM REGENCY.

Anggreni, N. L. J. (2018). DAMPAK PERKEMBANGAN DESA WISATA PADA FUNGSI HUNIAN DI DESA BUNGAYA KABUPATEN KARANGASEM. 5.

Cahya, A. R. (2016). KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDARA UDARA INTERNASIONAL DI YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN ECO CULTURE. Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur, 1–15.

Fitria, M. N. (2020). PERANCANGAN BALAI BUDAYA DI GILI TRAWANGAN LOMBOK DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR ECO- CULTURAL. Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

Oka Saraswati, A., Widya Paramadhyaksa, I., Syamsul, A., Mudra, I., Yuda Manik, I., Swanendri, N., Rumawan Salain, I., Sueca, N., Suartika, G., Susanta, I., Suryada, I., Widja, I., Kastawan, I., Karel Muktiwibowo, A., & Muktiwibowo, A. (2016). Arsitektur dan Desain Riset Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan. E-Jurnal Arsitektur, Universitas Udayana, 4(1), 79–84. https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/3f4266fc80bacd5d8e41785aebbb335f.pdf

Silvia, D. (2017). TARI GAJAH MENUNGGANG : Analisis Perubahan Fungsi Tari Pada Masyarakat Suku Sekak Di Desa Pongok Kecamatan Pongok Kabupaten Bangka Selatan. In Universitas Pendidikan Indonesia.

Soeriadiredja, P. (2016). FENOMENA KESENIAN DALAM STUDI ANTROPOLOGI. 0–38.

Sukowiyono, F. S. D. A. S. T. H. G. (2020). Pusat Kesenian Di Kota Malang Tema: Neo Vernakular. Pengilon: Jurnal Arsitektur, Vol 4 No 02 (2020): Pengilon : Jurnal Arsitektur, 269–282. https://ejournal.itn.ac.id/index.php/pengilon/article/view/3118/2421

Sutiarso, M. A. (2018). Strategi Pengembangan Pariwisata Berbasis Budaya Di Desa Selumbung, Karangasem-Bali. September. https://doi.org/10.31227/osf.io/myjtn

Widiarso, F. H., Sufianto, H., & ... (2017). Perancangan Balai Budaya Bali Dengan Pendekatan Eco-cultural. http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/377

Diterbitkan
2022-08-01
Bagian
Articles
Abstrak viewed = 378 times
PDF downloaded = 460 times