Perancangan Ruang Kolaboratif sebagai Wadah bagi Komunitas Keatif di Denpasar
Abstrak
Menurut Departemen Perdagangan Republik Indonesia menyebutkan bahwa ekonomi kreatif atau industri kreatif adalah industri yang tercipta dari sumber produksi utama yaitu kreativitas dan keterampilan dari individu yang dapat menghadirkan suatu lapangan pekerjaan atau peningkatan kesejahteraan melalui hasil karya dan pemanfaatan dari daya kreasi serta daya ciptanya Menurut Dinas Pariwisata Kota Denpasar, terdapat 68 komunitas kreatif di Denpasar dengan berbagai bidang kegiatan, akan tetapi Kota Denpasar kekurangan fasilitas bagi komunitas kreatif ini untuk menunjukan kreatifitas mereka dan saling bertukar pikiran. Masalah ini mendorong penulis untuk membuat sebuah fasilitas yang dapat menampung kegiatan komunitas kreatif yang ada di kota Denpasar.Fasilitas ini akan dirancang dengan menggunakan pendekatan Arsitektur Biophilic. Penulis menggunakan pendekatan Biophilic agar pengunjung merasa lebih produktif, kreatif dan juga sehat. Menurut Nelly Shafik Ramzy (2014) Arsitektur biofilik adalah pendekatan inovatif yang membuka cara menuju dialog berbasis alam antara ruang arsitektur dan kumpulan afiliasi bawaan manusia, di mana bentuk dan pola alami memainkan peran kosakata dan tata bahasa komposisi. Dalam pendekatan ini, memasukkan Alam ke dalam lingkungan binaan bukanlah sebuah kemewahan, tetapi investasi ekonomi yang baik dalam Kesehatan dan produktivitas.
Referensi
Arsitektur, P., Pada, K., & Youth, B. (2021). UNDAGI : Jurnal Ilmiah Arsitektur Universitas Warmadewa. 9(1), 30–39.
Ayu, P., Wirajaya, G., Angga, K., Putra, M., Ayu, G. A., & Widyaswari, W. (2020). Perancangan Media Promoso Dharma Negara Alaya “ Modern Creative Hub †Rumah Kreativitas Kota Denpasar. 1(2), 19–27.
Justice, R. (2021). Konsep Biophilic Dalam Perancangan Arsitektur. Jurnal Arsitektur ARCADE, 5(1), 110. https://doi.org/10.31848/arcade.v5i1.632
KrÄmářová, J. (2009). E . O . Wilson’s concept of biophilia and the environmental movement in the USA. Internet Journal of Historical Geography and Environmental History, 6(1–2), 4–17.
Nurwarsih, W. N. (2017). Korelasi Kebutuhan Fungsi Terhadap Proses dan Program Perancangan Arsitektur. UNDAGI Jurnal Arsitektur, 5(2), 19–26.
Nyi, N., Sri, R., Luh, G., & Niti, S. (2020). Identifikasi arsitektur dan interior balai budaya alaya dharma negara depnasar. Senada, 3, 519–525.
Rachmad, N. D. P., & Rofi’I, R. (2021). Perancangan Taman Belajar dan Pusat Edukasi dengan Pendekatan Arsitektur Biophilic di Kabupaten Bojonegoro. Tekstur (Jurnal Arsitektur), 2(2), 183–192. https://doi.org/10.31284/j.tekstur.2021.v2i2.2188
Ramzy, N. S. (2015). Biophilic qualities of historical architecture: In quest of the timeless terminologies of “life†in architectural expression. Sustainable Cities and Society, 15, 42–56. https://doi.org/10.1016/j.scs.2014.11.006
Wisnu, I. P., Atmaja, W., Susilo, G. A., & Sukowiyono, G. (2019). Pusat Kegiatan Industri Kreatif Di Denpasar ( Denpasar Creative Hub ). 1–16.
Yesserie. (2015). No Title空間åƒå†ç”Ÿåž‹ç«‹ä½“æ˜ åƒã® ç ”ç©¶å‹•å‘. NhkæŠ€ç ”, 151, 10–17. https://doi.org/10.1145/3132847.3132886
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-sa4.footer## The copyright will be filled by the author if the manuscript has been received and ready to be published and the author will get a letter of acceptance and evaluation of the manuscript from the reviewer as proof of the manuscript has passed the peer-reviewer