PENGARUH ATURAN TRADISIONAL TERHADAP BERTAHANNYA BENTUK KAWASAN (Studi Kasus : Kawasan Geopark Batur)

  • Anak Agung Ngurah Aritama Universitas Warmadewa
  • Gde Bagus Andhika Wicaksana Universitas Warmadewa

Abstrak

ABSTRAK Desa Buahan, terletak di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, merupakan salah satu bagian dari Geopark Batur. Geopark ini merupakan bagian dari Global Geopark Networks yang didukung oleh UNESCO. Kondisi alamnya masih sangat indah, semua panorama Batur Geopark menghampar akibat bentukan dari kaldera Batur. Pemandangan Ini bisa dilihat dari satu lokasi terbaik dengan akses mudah, yaitu Penelokan. Ini adalah salah satu panorama keunggulan dan pesona kawasan kaldera Batur untuk menjadi salah satu warisan penting dalam bidang geopark yang terkemuka di dunia. Pandangan terbaik dari sudut yang diperoleh dari Penelokan, satu sudut pandang di selatan kaldera. Tentu saja, semua keindahan yang terkandung dalam geopark ini memiliki tantangan dalam manajemen. Kita diwajibkan mewujudkan kawasan geopark Batur menjadi kawasan yang memiliki konsep pembangunan berkelanjutan. Dalam tulisan ini kami menggambarkan pengaruh peraturan tradisional ketekunan geopark tata ruang. Mengumpulkan data dalam tulisan ini menggunakan literatur search library / open dan jurnal yang ada terkait materi pembangunan berkelanjutan, survey dan pencarian melalui internet. Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa alat seperti alat perekam gambar dan suara dan alat tulis lainnya. Kata Kunci : peraturan tradisional, ketahanan spasial ABSTRACT Buahan village, is located in District Kintamani, Bangli regency, Bali, is a small part of Batur Geopark. Batur Geopark is a part of Global Geopark Networks there is supported by UNESCO. Natural conditions are still very beautiful, all of panoramas Batur Geopark consisted by Batur caldera. It is can see from one the best view with easily acces, that is Penelokan. It is one of excellence and charm panorama of Batur caldera region to become one of the important capital of the geological heritage of the landscape in terms of the world geopark region. The best view of the angle obtained from Penelokan, one point of view in the southern of the caldera. Of course, all the beauty contained in this geopark has a challenge in management. We are obliged to realize the Batur geopark region to be the region that has the concept of sustainable development. In this paper we described the influence of the traditional rules of the persistence of spatial form geopark. Collecting data in this paper uses a literature search library / open and existing journals related material sustainable development, survey and search through the internet. In this study the authors use several tools such as image and sound recording equipment and other stationery. Keywords: traditional rules, persistence of spatial

Referensi

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1996. Awig-Awig Desa Adat Buahan. Bangli: Desa Adat Buahan.

Anonim, 2007. Data Monografi Desa dan Kelurahan, Desa Buahan. Bangli: Desa Buahan

Anonim, 2010. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Bangli: Pemerintah Desa Buahan.

Anonim, 2012. Taman Bumi Global Batur Indonesia. Jakarta: Geological Agency, Ministry of Energy and Mineral Resources.

Cole, David, 2005. The Precautionary Principle-Its Origins and Role in Environmental Law. Available from: URL: http://www.sustainable-environment.org.uk/Principles/Precaution.php

Haryono dan Sri Suneki, 2013. Konsep Pembangunan Lingkungan yang Berkelanjutan. Semarang: IKIP PGRI Semarang.

Nagasako, Yukiko, 2010. Prinsip-Prinsip Pembangunan Berkelanjutan Berdasarkan Deklarasi Rio. Available from: URL: http://triligayanti.blogspot.com

Preston, Justice Brian J., 2002. Principles of Ecologically Sustainable Developtment. Available from: URL: http://www.lec.lawlink.nsw.gov.au.

Diterbitkan
2017-12-27
Bagian
Articles
Abstrak viewed = 507 times
PDF downloaded = 632 times