PENGARUH VARIASI FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN DENGAN COPPER SLAG PENGGANTI SEBAGIAN PASIR UNTUK BETON MUTU 42 MPA
Abstrak
Pada pabrik peleburan tembaga PT Smelting Company Gresik meghasilkan limbah berupa copper slag. Limbah copper slag memiliki beberapa keuntungan antara lain meningkatkan kuat tekan beton,mengurangi panas hidrasi, meningkatkan ketahanan terhadap sulfat dalam air laut, mengurangi serangan alkali-silika dan klorida. Pada PLTU Paiton Probolinggo terdapat hasil limbah dari pembakaran batu bara. Limbah tersebut terbagi dua. Limbah yang terbang tersebut adalah fly ash yang didapatkan dengan cara ditangkap oleh peralatan filtrasi partikel lain sebelum gas buang mencapai cerobong asap batu bara. Limbah yang turun kebawah disebut bottom ash. Penelitian ini menggunakan limbah copper slag sebagai pengganti sebagian pasir dengan fly ash pengganti sebagian semen. Variasi yang digunakan adalah 40% copper slag, 40% copper slag + 5% fly ash, 40% copper slag + 7.5% fly ash, 40% copper slag + 10% fly ash. Copper slag berasal dari PT. Smelting Company Gresik, sedangkan fly ash dari PT. Paiton.Pengujian dilakukan di PT. SCG Readymix. Pengujian dilakukan pada umur 14 hari, 28 hari, dan 56 hari. Kuat tekan beton normal diperoleh melebihi 42 Mpa, dimana kuat tekan tertinggi pada variasi 40% copper slag + 10% fly ash dengan kuat tekan 58.13 MPa pada umur 56 hari.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).