KAJIAN PENGENDALIAN GENANGAN MELALUI PENYUSUNAN DATABASE BERBASIS GIS PADA JARINGAN SUNGAI DI KOTA KUALA KAPUAS
Abstract
ABSTRACT The dynamic development of Kuala Kapuas City followed by rapid population development requires a city planning and development that takes into account various aspects including the possibility of inundation in several locations. The objective of this study was to compile a database on rivers in the Kuala Kapuas city based on GIS. Getting the inundation areas and priority handling on rivers in the city of Kuala Kapuas based on the GIS database. The scope of the problem under study is the identification of river conditions in the City of Kapuas, mapping the potential for inundation on river banks within the city of Kuala Kapuas, creating a GIS-based database with secondary data for river data bases only in the city of Kuala Kapuas. Conclusions through research conducted successfully created a GIS database information system that can provide data to determine the potential for inundation in areas within the city of Kuala Kapuas and their handling measures. A database was created which could also provide information on the area of inundation areas and recommendations for river management in the Kuala Kapuas City area. Through field data analysis and QGIS databases on the map, it can be seen the area of the area as well as the actions taken based on the location of the village, so it can be determined the size of small, medium and large handling areas in the city of Kuala Kapuas. Potential areas of inundation that occur are 420 Ha in the Selat Hulu Village in the Selat District, 691 Ha in the Selat Dalam Village in the Selat District, 1260 Ha in Pulau Telo Baru Village in the Selat District, 1371 Ha in the North Selat Village in the Selat District, 2357 Ha in the Mostat Bay Village Pulau Petak District, and 2039 Ha in Besarang Village, Besarang District. Most of inundation occur in slums with medium and large treatment priorities. Keywords: database, GIS, inundation ABSTRAK Perkembangan Kota Kuala Kapuas yang dinamis diikuti oleh perkembangan penduduk yang cepat memerlukan suatu perencanaan dan pengembangan kota yang memperhatikan berbagai aspek termasuk kemungkinan terjadinya genangan pada beberapa lokasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyusun database pada sungai sungai di kota Kuala Kapuas berbasis GIS. Mendapatkan luas daerah genangan dan prioritas penanganan pada sungai di kota Kuala Kapuas berdasarkan database GIS. Lingkup masalah yang diteliti adalah identifikasi kondisi sungai dalam Kota Kapuas, memetakan potensi genangan di bantaran sungai dalam kota Kuala Kapuas, membuat data base berbasis GIS dengan data sekunder untuk data base sungai hanya di kota Kuala Kapuas. Kesimpulan melalui penelitian yang dilakukan berhasil dibuat sebuah system informasi database GIS yang bisa memberikan data untuk mengetahui potensi terjadinya genangan pada areal dalam kota Kuala Kapuas serta tindakan penanganannya. Berhasil dibuat sebuah database yang juga dapat memberikan informasi luas area tergenang serta rekomendasi tindakan penanganan sungai dalam area Kota Kuala Kapuas. Melalui analisa data lapangan dan database QGIS di peta yang dibuat dapat diketahui luasan area serta tindakan penanganan yang dilakukan berdasarkan lokasi desa/kelurahan, sehingga dapat ditentukan luas daerah penanganan kecil, sedang dan besar di kota Kuala Kapuas. Potensi luas genangan yang terjadi adalah 420 Ha di Desa Selat Hulu Kecamatan Selat, 691 Ha di Desa Selat Dalam Kecamatan Selat, 1260 Ha di Desa Pulau Telo Baru Kecamatan Selat, 1371 Ha di Desa Selat Utara Kecamatan Selat, 2357 Ha di di Desa Teluk Palinget Kecamatan Pulau Petak, dan 2039 Ha di Desa Besarang Kecamatan Besarang. Sebagian besar genangan terjadi dikawasan kumuh dengan prioritas penanganan sedang dan besar. Kata kunci: database, GIS, genanganReferences
Anonim. (1980). Surat Keputusan (SK) Menteri Pertanian No. 837/Kpts/Um/11/1980 tentang Kriteria dan Tata Cara Penetapan Hutan Lindung. Jakarta: Departemen Pertanian.
Anonim. (1986). Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/KPTS/1986 tentang Pedoman Teknik Pembangunan Perumahan Sederhana Tidak Bersusun. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.
Anonim. (1993). Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 1993 tentang Tata Cara Memperoleh Izin Lokasi dan Hak Atas Tanah Bagi Perusahaan Dalam Rangka Penanaman Modal. Jakarta: Departemen Agraria/Badan Pertanahan Nasional.
Anonim. (2006). Perencanaan Sistem Drainase Jalan. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.
Anonim. (2012). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5292. Jakarta: Departemen Kehutanan.
Anonim. (2015). Peraturan Menteri No. 11/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.
Purbawijaya, I.B.N. (2011). Manajemen Risiko Penanganan Genangan Pada Sistem Jaringan Drainase di Wilayah Kota Denpasar. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, 15(1), 72-82.
Ramdan, H. (1999). Prinsip Dasar Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Sumedang: Laboratorium Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan Universitas Winaya Mukti.
Sagala, S., Dodon, Wimbardana, R. dan Lutfiana, D. (2013). Alih Fungsi Lahan Rawa dan Kebijakan Pengurangan Risiko Bencana Genangan: Studi Kasus Kota Palembang. Jakarta: LIPI.
Soeharto, I. (1999). Manajemen Proyek: Dari Konseptual Sampai Operasional, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Suhardjono. (2015). Buku Ajar Drainase Perkotaan Jurusan Teknik Pengairan. Malang: Universitas Brawijaya.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
1. Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
2. Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
3. Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).