PEMBERDAYAAN KELOMPOK PENGELOLA PANTAI MERTASARI DALAM PENGEMBANGAN RANCANGAN REVITALISASI KAWASAN PANTAI MERTASARI SEBAGAI DAERAH EKOWISATA
Abstract
Desa Adat Intaran mengelola Pantai Mertasari yang merupakan Objek Wisata (DTW) pesisir sejak tahun 2014. Berada di Desa Sanur Kauh yang berada di Kecamatan Denpasar Selatan. Sebagai mitra, Pengelola Wisata Pantai Mertasari dapat memberikan saran atau masukan. tentang rancang bangun, pengembangan, dan kualitas sarana penunjang wisata pantai, yang harus disesuaikan dengan kemampuan pembiayaan pelaksanaan pembangunan yang akan mereka persiapkan nanti. Selain itu, diperlukan pula kontribusi kelompok masyarakat dalam mencari informasi yang dibutuhkan dalam menyusun, misalnya, informasi ukuran lokasi, titik batas kepemilikan lokasi, dan lain-lain. Masalah aksesibilitas dan parkir, perdagangan dan fasilitas perikanan, ruang terbuka publik, lapangan dan taman terbuka, dan fasilitas pendukung rekreasi adalah beberapa masalah yang dihadapi mitra di lapangan. Menata ulang jalur pejalan kaki pesisir dan pemasangan fasilitas untuk kegiatan bersepeda di jalan akan mengatasi masalah aksesibilitas dan parkir.Th Pembangunan bale kelompok nelayan merupakan solusi dari permasalahan fasilitas nelayan. Penataan ruang terbuka hijau publik dengan fasilitas rekreasi lansia dan landmark kawasan merupakan solusi dari permasalahan ruang terbuka publik, lapangan terbuka, dan taman. Pembangunan bale kelompok nelayan tempat rekreasi outbond dan rekreasi anak, serta fasilitas kegiatan pantai yang aman dan dermaga wisata merupakan solusi dari permasalahan fasilitas penunjang rekreasi.
References
Gautama, I. G. O., & Sunarta, N. (2011). Evaluasi perkembangan wisata bahari di pantai sanur. Universitas Udayana, 2, 147.
Groat, L. N. (2013). Architectural Research Methods. John Wiley & Sons, Inc.
I Ketut Suwena, L. G. L. . D. N. K. W. (2018). Faktor-faktor Psikologis Wisatawan Mancanegara dalam Berwisata Sepeda di Kawasan Pantai Sanur Bali. Jurnal IPTA, 6(2), 133–139.
Mokalu, B. J. (2016). Revitalisasi Pantai Prahara Bagi Perempuan Pedagang Kuliner Tradisional Di Pantai Malalayang 2 Manado. Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum, 3, 92–105.
Moleong. (2010). Qualitative Research Methodology. PT. Rosdakaarya’s teenager.
Nurkholis, A., Abdillah, A., Widiastuti, A. S., Rahma, A. D., Maretya, D. A., Wangge, G. A., & Widyaningsih, Y. (2016). Revitalisasi kawasan wisata pesisir samas, kabupaten bantul. Departemen Geografi Lingkungan, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 1, 23–35.
Pradipta, I. G. A., Sarwadana, S. M., & Pradnyawathi, N. L. M. (2018). Persepsi dan preferensi masyarakat terhadap taman rekreasi bantaran Sungai Loloan Sanur. JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP, 4(2), 194–201.
Putu, N., Anistya, A., & Anom, I. P. (2017). Peranan Desa Adat Intaran Dalam Pengelolaan Pantai Mertasari Kecamatan Denpasar Selatan. Jurnal Destinasi Pariwisata, 5(1), 56–60.
Rosalina, P. D., Susanti, L. E., & Paramitha, W. (2019). Swafoto Di Bali Millennial Domestic Tourist Preferences. Jurnal Ilmiah Hospitality Management, 10(1), 1–9.
Sanjiwani, P. K. (2014). Pengaturan hukum terhadap privatisasi sempadan pantai oleh pengusaha pariwisata di provinsi bali. Universitas Udayana, 2, 16–25.
Setiawan, H. D., & Redemptus, A. (2018). Analisis Pengembangan Sarana dan Prasarana Pariwisata di Kawasan Pantai Sea World, Desa Waiara. Jurnal Ilmiah Plano Krisna, 12(2), 108–118.