Peluang dan Tantangan dalam Interpreting Kontemporer

  • Neil Amstrong Universitas Haluoleo
  • Nur Afnita Asfar Magister Ilmu Linguistik Universitas Warmadewa
  • Indah Permata Sari Magister Ilmu Linguistik Universitas Warmadewa
Keywords: Interpreting Kontemporer, Interpret, Program Kemitraan Masyarakat

Abstract

Di era pandemi seperti sekarang ini, semua profesi perlu dan mampu untuk beradaptasi dan beralih ke ranah daring untuk bisa tetap bertahan. Begitu pula profesi Interpreter. Kemampuan simultaneous interpretation jarak jauh perlu dimiliki. Artinya, seorang interpreter harus menerjemahkan lisan sebuah rapat, video konferensi, atau webinar yang diadakan di platform daring seperti Zoom, Teams, Google Meets, dan sebagainya. kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan kesadaran, minat, dan ketertarikan mahasiswa terhadap intepretring, mengembangkan potensi interpreting pada mahasiswa, dan memberikan pengetahuan tentang peluang dan tantangan dalam interpreting kontemporer. Metode yang diterapkan dalam sosialisasi adalah metode diskusi kelompok terarah.  Metode diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion) adalah bentuk diskusi yang didesain untuk memperoleh informasi keinginan, kebutuhan, sudut pandang, kepercayaan dan pengalaman peserta tentang suatu topik, dengan pengarahan dari seorang fasilitator atau moderator. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa Permasalahan yang dihadapi oleh mitra yaitu, kurangnya sosialisasi tentang peluang dan tantangan dalam interpreting kontemporer dan  kurangnya pengetahuan mitra tentang peluang dan tantangan dalam interpreting kontemporer. Penggunaan piranti headset secara kontinyu bisa berpengaruh terhadap kesehatan pendengaran, burnout atau kelelahan fisik dan mental yang ekstrem akibat terlalu memforsir diri dalam bekerja, dan kehilangan Fokus dan Ketelitian.  Gagal fokus dan salah dalam menerjemahkan bisa berakibat fatal. Di samping itu, peluang seorang interpreter antara lain berdasarkan mode temporal kerja dibedakan atas Consecutive interpreting, Simultaneous interpreting, dan  Sight Interpreting.

References

Afiyati, Y. (2008). Focus Group Discussion (Diskusi Kelompok Terfokus) Sebagai Metode Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif. Jurnal KeperawatanIndonesia, 1(12), 58–62.

Akhmad Saifudin. (2018). Potensi Kewirausahaan Pembelajaran Penerjemahan dan Model Pembelajaran Penerjemahan Berbasis Kewirausahaan. 1(1).

Bhakti Utomo. (2016). Kendala Yang Dihadapi Interpreter Dalam Perusahaan Jepang Di Indonesia Khususnya Di PT. Ftech Indonesia. Universitas Darma Persada.

Carey, M. . (1994). The group effect in focus groups: planning, implementing, and interpreting focus group research. In Critical Issues in Qualitative Research Methods (Morse J.M., Ed.), 225–241.

Chairil Anwar Korompot, Muhammad Miftah Fauzan, & R. J. (2020). Pelatihan Penerjemahan Lisan bagi Guru-guru Bahasa Inggris. Seminar Nasional Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat “Peluang dan tantangan pengabdian kepada masyarakat yang inovatif di era kebiasaan baru.â€

Lusi, A. P. dan K. (2013). Teknik Focus Group Discussion dalam Penelitian Kualitatif. Jurnal Pendidikan, 16.

Pochhacher, F. (n.d.). Introducing Interpreting Studies. In 2007. Roudledge.

Tilde, F. (1957). dalam Interpreting Our Heritage.

Tomoko, O. (2010). Tsuyaku no shigoto Hajime-kata & Kasegi-kata. Ikaros.

Yusuf, S. (1994). Teori Terjemah. Mandar Maju.

Published
2022-02-28
Section
Articles
Abstract viewed = 396 times
PDF downloaded = 1089 times