The Spirit of Bali Traditional Law in Development National Law in the Age of Globalization
Abstract
The fact that we see that the development of law (legal substance, legal structure and legal culture) in our country is still running hobbled behind the dynamics of social and cultural life of society. This fact is one of the sources of the chaotic face of law in Indonesia. By looking at these conditions, the sprit of Balinese Customary Law in the development of National Law really needs to be initiated, studied, and developed. The law should be built in line with the socio-cultural structure of our own nation, but still be able to accommodate the dynamics of its socio-cultural life in this era of openness. Through that Balinese Customary Law will be able to contribute to the development of National Law.
References
Artadi, I Ketut. (1980). Hukum Adat Bali dengan Aneka Masalahnya. Denpasar: Pustaka Bali Post.
Dinas Kebudayaan Provinsi Bali. (1999). Major Pilot Project- Empowerment of Desa Adat Denpasar,
Dwipayana, Ari. (2001). Kelas dan Kasta, Pergulatan Kelas Menengah Bali. Yogyakarta: Yayasan Adikarya Ikapi dan The Ford Foundation.
Gelgel, I Putu. (2006). Hukum Hindu Ruang Lingkup dan Sumer-Sumbernya, Denpasar Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia Bekerja sama dengan Widya Dharma.
____________. (2013). Hukum Perkawinan Hindu, Denpasar, Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia Bekerja sama dengan Widya Dharma.
Gria, Ida Bagus Putu. (1923). Lontar Brahma Tatwa. Gria Jumpung Sasandan Tabanan
Kahmadi, Dadang. (2000). Sosiologi Agama. Bandung, Remaja Rosda Karya.
Karmini, Ni Wayan.( 2015) Perempuan Hindu dalam Pasungan Tradisi. Denpasar Sari Kahyangan Indonesia.
Kerepun Made Kembar,( 2007) Mengurai Benang Kusut Kasta Membedah Kiat Pengajegan Kasta di Bali. Denpasar: PT. Empat Warna Komunikasi.
Koentjaraningrat. (1970). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.
________. (2009. Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta: Universitas Indonesia.
Lestari, Ida Ayu Made dkk. (2013). Implikasi Perkawinan Beda Kasta dalam Persfektif Hukum, Sosial, Budaya dan Religius di Banjar Brhamana Bukut, Kec Bangli Kab. Bangli: Jurnal Undiksha.
Mantra, I. B. (1996). Landasan Kebudayaan Bali. Denpasar: Yayasan Dharma Sastra.
Pudja. G. (1978). Manawa Dharmacastra (Manu Dharmasastra), Jakarta: Direktorat Jenderal Bimas Hindu.
Putra, Mas. 1983. Mejejahitan, Denpasar, Pemda Bali.
__________, (1996), Upakara Yadnya, Denpasar, Pemda Bali.
Rahardjo, Satjipto. (2007). Biarkan Hukum Mengalir (Catatan Kritis Tentang Pergulatan Manusia dan Hukum). Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Robinson, Geoffrey. (2005). Sisi Gelap Pulau Dewata, Sejarah Kekerasan Politik. Yogyakarta: Lkis Yogyakarta.
Sadnyini Ida Ayu, (2015). Disertasi, “Dinamika Sanksi Hukum Adat dalam Perkawinan antar Wangsa di Bali†Universitas Udayana.
_______, (2016), Sanksi Perkawinan Terlarang di Bali Dulu dan Kini, Denpasar, Udayana Universiy Press.
Suarka, I Nyoman. (2015). Kawin Campur Konflik Sastra dan Budaya. Yogyakarta: Ombak.
Suarsi, S, (2004). Fungsi Kearifan Lokal dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia. Denpasar: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Denpasar,
Sujaya, I Made. (2007) Perkawinan Terlarang Pantangan Berpoligami di Desa-Desa Bali Kuno. Denpasar: Arti Foundation.
Utama, Budi dkk. (2009) Sosiologi Hindu, Jakarta, Direktorat jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu.
Titib, I Made. (2000) Teologi dan Simbol-Simbol dalam Agama Hindu. Surabaya:
Paramita.
Triguna, Ida Bagus Gde Yudha , dkk. (1987), Teori Teori Sosiologi dalam Kerangka Paradigma, Denpasar : Institut Hindu Dharma
Wiana, Ketut dan Raka Santri. (2005). Kasta dalam Hindu Kesalahpahaman Berabad-abad . Denpasar: Yayasan Dharma Naradha
Windya Wayan dkk. (2009). Perkawinan Pada Gelahang di Bali. Denpasar: Udayana University Press.
Yoga, Segara. (2015). Perkawinan Nyerod Kontestasi, Negoisasi, dan Komodifikasi di atas Mozaik Kebudayaan Bali. Jakarta: PT Saadah Pustaka Mandiri.