Konsep Pengembangan Desa Tegallalang Sebagai Kawasan Wisata Heritage di Gianyar
Abstract
Menggali potensi untuk dikembangkan dan dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu, mengenal potensi secara mendalam menjadi agenda penting bagi suatu kawasan. Selain memiliki objek wisata sawah yang berundak-undak, Tegallalang sejatinya memiliki keberagaman warisan budaya baik warisan budaya dalam wujud benda maupun warisan budaya tak benda. Tegallalang telah memiliki beberapa aspek-aspek yang dapat menguatkan lingkungan binaan pada suatu kawasan yang menjadi tujuan wisata heritage, diantaranya memiliki situs bersejarah yang terdapat pada Pura yang berlokasi di kawasan Desa Tegallalang, selanjutnya Desa Tegallalang memiliki tradisi ritual Ngerebeg, kemudian memiliki barang-barang warisan seperti lontar yang termasuk unsur kesusastraan, dalam hal potensi wisata alam ialah dalam hal persawahan, dan terakhir ciri khas kesenian masyarakat Desa Tegallalang menekuni seni rupa, seni musik dan tari tradisional. Perencanaan penataan seluruh wantilan yang ada di Desa Tegallalang akan menjadi penunjang kebutuhan ruang publik sebagai bagian dari fasilitas infrastruktur wisata pusaka. Penambahan ruang-ruang yang lebih spesifik untuk fungsi tertentu akan memberikan kenyamanan lebih bagi penggunanya, seperti fasilitas toilet, dan fasilitas ramah anak. Bangunan yang tergolong arsitektur tradisional Bali kali ini akan menjadi bagian dari perencanaan penataan kawasan Desa Tegallalang sebagai destinasi wisata pusaka. Untuk mengetahui potensi yang ada maka diperlukan pengamatan dengan studi literatur, survey lapangan, serta wawancara dengan narasumber yang terkait, dan metode pengumpulan data lainnya yang dapat mendukung. Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini ialah untuk mengetahui potensi kemudian mengembangkannya, serta mendapatkan keuntungan dari potensi yang ada bagi masyarakat luas.
References
Howard, P. (2003). Heritage: management, interpretation, identity. Bloomsbury Publishing.
Inskeep, E. (1991). Tourism planning: An integrated and sustainable development approach. John Wiley & Sons.
Runa, W. (2012). No Title. Pembangunan Berkelanjutan Berdasarkan Konsep Tri Hita Karana Untuk Kegiatan Ekowisata. JURNAL KAJIAN BALI, 02, 149–162.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kualitatif. Alpha Betha.
Suwantoro, G. (2004). Dasar-dasar pariwisata.
Uthama, I. B. P. A. (2015). Arsitektur Tradisional Bali Filosofi Konsep & Aplikasi (I. W. Watra (ed.); Seri 1). Paramita.