Pembinaan Remaja Anti Perundungan pada Siswa Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Tabanan
Abstract
Kekerasan tentu merupakan salah satu bentuk dari agresi dan dapat terjadi dimana saja. Kekerasan umumnya berasal dari adanya konflik antara dua individu atau lebih dan antar kelompok dalam masyarakat. Salah satu fenomena atau kejadian yang berkaitan dengan kekerasan terjadi di sekolah. Kekerasan di sekolah bisa terjadi ketika tidak ada penanganan yang efektif dalam bentuk manajemen konflik berbasis sekolah. Konflik yang tidak dikelola dengan baik berpotensi melahirkan konflik terbuka dalam bentuk kekerasan. Konflik dan kekerasan yang terjadi di sekolah bisa antara siswa-siswa, siswa-guru, dan guru-guru yang menyebabkan situasi menjadi tidak kondusif untuk kegiatan belajar sehingga sekolah menjadi tempat yang tidak damai. Kegiatan ini mengambil tema mengenai sekolah damai dan kegiatan yang dilakukan adalah melalui pendidikan anti kekerasan bagi warga sekolah sehingga dapat menciptakan pengetahuan baru dalam melaksanakan pengelolaan konflik agar konflik tidak pecah menjadi kekerasan yang merugikan. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan dasar bagi siswa di sekolah menengah atas tentang pencegahan perilaku perundungan di sekolah. Permasalahan yang dihadapi mitra adalah terbatasnya pengetahuan yang dimiliki siswa mengenai perundungan dan efek yang ditimbulkan akibat perilaku tersebut. Solusi yang ditawarkan dalam kegiatan pengabdian ini adalah pelaksanaan pembinaan dalam bentuk ceramah. Tahapan pelaksanaan kegiatan pengabdian dilakukan melalui (1) survei awal untuk memeroleh informasi pemahaman peserta mengenai kekerasan dan perundungan; (2) pelatihan melalui metode ceramah kelas dan pemberian materi mengenai kekerasan dan perundungan; (3) survei akhir untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai kekerasan dan perundungan. Metode penyampaian yang digunakan adalah metode ceramah dalam kelas. Hasil dari kegiatan ini memperlihatkan pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap kekerasan dan perundungan mengalami peningkatan.
References
Assegaf, A. R. 2004. Pendidikan anti kekerasan: Tipologi, kasus, dan konsep. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Fitri, A. Z. 2011. Pendidikan karakter berbasis nilai dan etika: Studi deskriptif-fenomenologis di SDN Kampung Dalem 1, 5 & 6 dan SDN Botoran II Kota Tulungagung. Tulungagung: STAIN Tulungagung Press.
Huraeroh, A. 2006. Kekerasan terhadap anak. Jakarta: Penerbit Nuansa.
Mardiastuti, A. 2019. 3 siswi sma pelaku bully di Klungkung Bali ditetapkan sebagai tersangka [online]. Available: https://news.detik.com/berita/d-4613019/3-siswi-sma-pelaku-bully-di-klungkung-bali-ditetapkan-jadi-tersangka
Novianti, E., & Tobing, D. L. 2020. Pemberdayaan kelompok remaja dalam pencegahan perilaku bullying di SMA X Baros Serang Banten. JURNAL ABDIMAS UMTAS, 3(2), 236-246.
Panggabean, R., Baedowi, A., Yasadhana, V., Hanafiah, S., Firawati, T. 2015. Manajemen konflik berbasis sekolah dari Sekolah Sukma Bangsa untuk Indonesia. Jakarta: PT Pustaka Alvabet.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Pendidikan.
Setiani, R. E. 2016. Pendidikan anti kekerasan untuk anak usia dini: Konsepsi dan implementasinya. Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini, 1(2).
Suryani, L. D. 2020. Korban kekerasan anak dan perempuan di Bali terus bertambah [online]. Available: https://balebengong.id/korban-kekerasan-anak-dan-perempuan-di-bali-terus-bertambah/ [accessed 3 December 2020].
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.