Effect of Male Mating Time on Landrace Pig Reproduction
Abstract
Pig livestock is one of the livestock developed in Indonesia because it can adapt to environmental conditions, has good production and reproduction properties including fast growth so that the body matures and quickly, the number of liters of labor size is large, birth weight and weaning weight are high, meat production is high and can also meet human needs. To meet human needs for protein and the economy, it is necessary to increase the production and productivity of pig livestock by paying attention to reproductive aspects, and nutrition. This study aims to determine the influence of the time interval of male mating in nature which affects the conception rate, liter size, and mortality. This research was carried out in Catur Village, Kintamani District, Bangli Regency from April to August 2022. This study uses a quantitative descriptive method by mating males at time intervals and observing the results directly. The number of livestock used in this study was 6 landrace sows consisting of 1 sow mated with males at intervals of once a week, 2 heads mated at intervals twice a week, and 3 heads mated at intervals of three times a week. The variables observed in this study were conception rate, liter size, and mortality. The results showed that the interval of mating time influenced the conception rate value and the number of liters of size. The best interval from the results of this study is one mating in a week, namely a conception rate of 100%, the number of liters size 9 heads. And the time interval of mating has no effect on the mortality of the child at birth.
References
Tumbelaka, I., & Siagian, P. H. (2007). Pengaruh Sistem Pengawinan dan Paritas Terhadap Penampilan Reproduksi Ternak Babi Di PT Adhi Farm, Solo, Jawa Tengah (The Effect of Mating System and Parity on Swine Reproductive Performance in PT Adhi Farm, Solo, Central Java). Jurnal Ilmu Ternak Universitas Padjadjaran, 7(2).
Pardosi, U. 2004. Pengaruh Perkawinan antara Tiga Bangsa Babi Terhadap Prestasi Anak dari Lahir sampai dengan Sapih di PT. Mabarindo Sumbul Multifarm. Tesis. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro. Semarang.
Wahyuningsih, N., Subagyo, Y. P., Sunarto, S., Prastowo, S., & Widyas, N. (2012). Performan anak babi silangan berdasarkan paritas induknya. Sains Peternakan: Jurnal Penelitian Ilmu Peternakan, 10(2), 56-63.
Gordon, I. 2008. Controlled Reproduction in Pigs. CAB International, Washington DC.
Lawlor, P.G., and P.B. Lynch. 2007. A Review of Factors Influencing Litter Size in Irish Sows. Irish Veterinary Journal. 60 (6): 359366
Ohin, M. H., Kune, P., & Kihe, J. N. (2014). Tampilan kinerja reproduksi pada ternak babi betina peranakan landrace dan Peranakan Duroc. Jurnal Nukleus Peternakan, 1(2), 130-134.
Manik E. D, Ham, Budi, U. 2012. Litter size and birth weight variances of Australian pure breed swine. JurnaL Peternakan Integratif, 3:256-265.
Lotu, P., Belli, H. L. L., & Marawali, A. (2017). Tampilan reproduksi induk babi landrace hasil inseminasi buatan pada paritas yang berbeda. Jurnal Nukleus Peternakan, 4(2), 173-177.
Hurek, D. T., Rihi, D. M., & Simarmata, Y. T. (2021). Sistem Pemeliharaan Ternak Babi Di Desa Tapenpah. Jurnal Veteriner Nusantara, 4 (Supl. 2), 9-9.
Bebas, W., & Gorda, I. W. (2022). Penampilan Reproduksi Babi Bali yang dipelihara Semi Intensif. Buletin Veteriner Udayana Volume, 14(1), 16-22.
Sumardani, N. L.G, Ardika, I. N. 2016. Populasi dan performa reproduksi babi bali betina di Kabupaten Karangasem sebagai plasma nutfah asli Bali. Majalah Ilmiah Peternakan. 19(3): 105-109.
Sudiastra, I. W., & Budaarsa, K. (2015). Studi ragam eksterior dan karakteristik reproduksi babi bali. Majalah Ilmiah Peternakan, 18(3), 164347.
Feradis. Reproduksi Ternak. 2010. Alfabeta. Bandung.
Sihombing, D. T. H. 1997. Ilmu Ternak Babi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Partodihardjo, S. 1982. Ilmu Reproduksi Hewan. Mutiara. Jakarta.
Nahak, B. 2013. Pengaruh interval penampungan semen terhadap angka kebuntingan dan liter size induk babi yang diinseminasi. Skripsi Fapet Undana. Kupang.
Kune, P. 2006. Tingkat kesuburan babi betina pada dua pola peternak yang berbeda dan inseminasi dengan semen segar dan semen cair di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Proseding peranan bioteknologi reproduksi dalam pembangunan dan perikanan di Indonesia. FKH-IPB, Bogor.
Saudale, D. F. 2007. Tingkat kesuburan babi betina yang diinseminai dengan semen segar dan semen cair dalam pengencer sitrat kuning telur di Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang. Skripsi Fapet Undana. Kupang.
Sitorus, T. F. (2019). Tingkat Keberhasilan Kebuntingan Ternak Babi Kawin Alam dan Kawin Inseminasi Buatan di Kabupaten Tapanuli Utara. Jasa Padi, 3(2), 30-33.
Wea, R. (2009). Performans Produksi dan Reproduksi Ternak Babi Lokal di Kodya Kupang. Partner, 16(1), 21-28.
Anonim, 2002. Beternak Babi. Edisi ke-19. Penerbit Kanisius, Yogyakarta
Tomaszewska, M.W., I.K. Sutama., I.G. Putu., dan T.D. Chaniago. 1991. Reproduksi, Tingkah Laku, dan Produksi Ternak di Indonesia. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Hurley, W.L. 2001. Mammary gland growth in the lactating sow. Journal Animal Prod Sci 70:149-157.
Prihanto A.T. 2012. Perbandingan kinerja reproduksi induk babi landrace yang di flushing dan dikawinkan dengan pejantan duroc serta duroc pietrain. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Ardana, I. B .K. 2012. Penurunan morbiditas dan mortalitas anak babi yang diberi vitamin dan elektrolit melalui air minum saat disapih. Bulletin Veteriner Udayana, 4(1): 33-40.
Bunok, D. K., Lapian, M. T. R., Rawung, V. R. W., & Rembet, G. D. G. (2020). Hubungan bobot lahir anak babi dengan pertambahan bobot badan, bobot sapih, mortalitas, dan litter size sapihan pada Peternakan PT. Karya Prospek Satwa. Zootec, 40(1), 260-270.