Merancang Dengan Pertimbangan Perspektif Masyarakat Pengguna Studi Kasus Perencanaan Masterplan Pura Bukit Amerta Desa Karangdoro Kabupaten Banyuwangi

  • I Nyoman Gede Maha Putra Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa
  • Ni Wayan Nurwarsih Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa
  • Ni Made Widya Pratiwi Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Abstract

This study takes the theme of building temples that have local cultural identity and identity - a strong place to support the psychological well-being of the pengempon and penyungsung Pura Amertha Jati communities. A group of people in Kedungdoro Village are working to consolidate their local beliefs which are believed to increase the level of their psychological well-being. To support this, the community group intends to create a built environment that is able to support its goals. Independent efforts have been made. Information dissemination activities were conducted to obtain feedback that will be used to make improvements and improvements. From the FGD activities, a deepening of the material will be conducted where the proponents and also the penyungsung Pura Bukit Amertha community can carry out a two-way dialogue that will support the 'joint learning' process to obtain optimal. This method of socialization is divided into two, namely through exposure which is done by making verbal and non-verbal presentations. Verbal presentations are carried out in the presence of the surrounding community which is the penyungsung Pura Bukit Amertha. Non-verbal presentations are carried out by printing a complete master plan with the calculation of the budget plan and fund collection strategy Penelitian ini mengambil tema pembangunan pura yang memiliki jati diri budaya lokal dan identitas-tempat yang kuat guna mendukung kesejahteraan psikologis masyarakat pengempon dan penyungsung Pura Amertha Jati. Sekelompok masyarakat di Desa Kedungdoro sedang berupaya untuk mengonsolidasi kepercayaan lokalnya yang dipercaya akan meningkatkan tingkat kesejahteraan psikisnya. Guna mendukung hal tersebut, kelompok masyarakat tersebut bermaksud untuk menciptakan lingkungan binaan yang mampu mendukung cita-citanya. Upaya-upaya mandiri sudah dilakukan. Kegiatan sosialisasi hasil pengabdian dilakukan untuk mendapatkan umpan balik yang akan diapakai untuk melakukan perbaikan serta penyempurnaan. Dari kegiatan FGD akan dilakukan pendalaman materi dimana pengusul dan juga masyarakat penyungsung Pura Bukit Amertha bisa melakukan dialog dua arah yang akan mendukung proses ‘belajar bersama’ sehingga diperoleh manfaat optimal. Metode sosialisasi ini dibagi dua, yakni melalui pemaparan yang dilakukan dengan cara melakukan presentasi verbal dan non-verbal. Presentasi verbal dilakukan di hadapan masyarakat sekitar yang merupakan penyungsung Pura Bukit Amertha. Presentasi non-verbal dilakukan dengan mencetak masterplan lengkap dengan perhitungan rencana anggaran biaya serta strategi penghimpunan dananya

References

Paramita, A., & Kristiana, L. (2013). Teknik Focus Group Discussion dalam Penelitian Kualitatif (Focus Group Discussion Tehnique in Qualitative Research). Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. 16(2), 117-127.

Proboyekti, U., Susanto, B., Virginia, G., & Restyandito. (2018). Focus Group Discussion (FGD) dalam Penyusunan Rencana Strategis Lembaga Gereja. Prosiding Seminar Nasional Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat. 3(1), 153-160.

Published
2019-03-21
How to Cite
Putra, I. N. G. M., Nurwarsih, N. W., & Pratiwi, N. M. W. (2019). Merancang Dengan Pertimbangan Perspektif Masyarakat Pengguna Studi Kasus Perencanaan Masterplan Pura Bukit Amerta Desa Karangdoro Kabupaten Banyuwangi. Undagi : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa, 6(2), 60-65. https://doi.org/10.22225/undagi.6.2.1019.60-65
Abstract viewed = 190 times
PDF (Bahasa Indonesia) downloaded = 178 times